Sambutan Hari Natal: Hukum dan Harmoni dalam Berucap Selamat


Setiap tahun, ketika Natal menjelang, pertanyaan mengenai hukum mengucapkan Selamat Hari Natal kepada non-Muslim muncul di kalangan umat Islam. Pada Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia (MKI) Kali Ke-78, diputuskan bahwa memberi ucapan selamat kepada non-Muslim sempena perayaan agama mereka adalah diperbolehkan, dengan syarat tidak mengiktiraf atau memuji agama bukan Islam.


Sambutan Hari Natal: Hukum dan Harmoni dalam Berucap Selamat
Sumber gambar : Google


Keputusan ini sejalan dengan fatwa dari Dar al-Ifta' al-Misriyyah, Mesir, yang menegaskan bahwa mengucapkan tahniah kepada non-Muslim yang merayakan perayaan mereka adalah sesuai dengan ajaran Islam. Begitu juga, Majlis Fatwa Eropah juga mengharuskan ucapan tersebut, mendukung Fiqh al-Aqalliyyat untuk menjaga masyarakat minoriti Muslim di negara non-Muslim.

Ayat dalam Surah al-Hujuraat menekankan kepelbagaian manusia, menciptakan landasan bagi pendekatan hidup bersama dalam aman dan damai. Fiqh al-Ta'ayush, atau fiqh hidup bersama, menjadi landasan untuk memahami keharmonian hidup dalam masyarakat beragam seperti Malaysia.

Meskipun Islam adalah agama utama di Malaysia, keharmonian antar-agama dan etnis dijamin oleh Perlembagaan. Dalam konteks ini, sambutan perayaan keagamaan menjadi suatu norma yang wajar. Ucapan Selamat Hari Natal, Deepavali, dan lainnya antar-agama adalah bentuk toleransi dan keterbukaan di tengah masyarakat yang terdiri dari berbagai keyakinan.

Meski demikian, polemik tetap muncul terkait dengan upacara keagamaan tertentu, termasuk Natal. Oleh kerana itu, Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan mengemukakan Garis Panduan Umum untuk umat Islam, menekankan pentingnya mengucapkan selamat atau berpartisipasi dalam perayaan keagamaan non-Muslim dengan penuh rasa hormat dan tanpa merosak nilai-nilai Islam.

Dalam konteks ini, kehadiran umat Islam dalam perayaan Natal di luar rumah ibadat diperbolehkan, selama tetap menjaga prinsip makanan halal dan menghindari penampilan yang boleh disalahertikan. Garis panduan ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara-agama dan menghindari ketegangan sosial dalam masyarakat majmuk.

Dengan demikian, menjelang Natal, sikap hormat dan toleransi antara agama menjadi kunci untuk menjaga keharmonian dalam masyarakat yang beragam. Selamat menyambut Natal bagi yang merayakannya, semoga damai dan harmoni senantiasa menyertai kita semua.

Post a Comment

0 Comments