Hari-hari putih dalam kalendar Islam, iaitu hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan Qamariyyah, memiliki keistimewaan tersendiri. Merupakan sunnah berpuasa pada hari-hari ini, berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang tertulis dalam hadith riwayat Abu Daud (2449). Puasa pada hari putih tidak hanya merupakan amalan ibadah, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Artikel ini akan membahas makna dan kelebihan berpuasa pada hari putih, serta merinci keutamaan puasa tiga hari tersebut.
Makna dan Petunjuk Rasulullah SAW
Berdasarkan hadith dari Qatadah bin Milhan RA, Nabi Muhammad
SAW mengajarkan umatnya untuk berpuasa pada hari-hari putih, yakni hari ke-13,
14, dan 15 setiap bulan. Rasulullah SAW menyatakan bahwa puasa pada hari-hari
tersebut seolah-olah puasa sepanjang tahun. Dalam konteks ini, hari putih tidak
merujuk pada bulan Masihi, melainkan pada bulan Qamariyyah menurut takwim
Islam.
Hikmah Puasa pada Hari Putih
Puasa pada hari putih merupakan bentuk ibadah sunnah yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Masing-masing hari memiliki keistimewaan
tersendiri, dan melakukan puasa selama tiga hari berturut-turut dianggap
sebagai amalan yang paling afdhal dan sempurna. Hadith yang diriwayatkan oleh
Abu Daud (2449) menjelaskan bahwa puasa tiga hari ini membawa pahala
seolah-olah kita berpuasa sepanjang tahun.
Hukum Puasa pada Hari Putih
Meskipun sunah berpuasa pada hari putih, seseorang yang
hanya berpuasa kurang dari tiga hari tetap mendapat pahala. Hal ini karena
puasa pada hari-hari ini dianggap sebagai puasa sunnah, dan pahala diberikan
atas setiap hari yang dijalani dengan penuh kesungguhan. Akan tetapi, lebih
afdhal dan sempurna jika seseorang mampu melaksanakan puasa selama tiga hari
berturut-turut.
Kesempurnaan Amalan Sunnah
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadith riwayat Abu Hurairah RA bahwa Allah SWT menyukai hamba-Nya yang mendekat kepada-Nya dengan melakukan amalan-amalan sunnah.
Maksudnya: “Sesungguhnya Allah SWT berfirman:
Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku telah isytiharkan perang
terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang Aku cintai
daripada amalan-amalan yang Aku fardhukan kepadanya; dan apabila dia sentiasa
mendekati-Ku dengan perkara-perkara sunat sehingga Aku suka. Apabila Aku
mencintainya, maka Aku akan menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar,
matanya yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengannya dia memegang,
kakinya yang dengannya dia berjalan dan jika dia meminta kepada-Ku, pasti akan
Aku perkenankan permintaannya dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku,
pasti Aku melindunginya.”
Doa untuk Kesempurnaan Amalan
Sebagai penutup, mari kita berdoa kepada Allah SWT agar
menerima segala amalan kita. Dengan doa yang ringkas namun penuh makna, kita
memohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima. Doa
ini mencerminkan keinginan untuk menjadi hamba yang selalu mendekatkan diri
kepada Allah dengan amalan-amalan yang dianjurkan dalam agama Islam.
Dengan memahami makna dan kelebihan berpuasa pada hari
putih, semoga umat Islam dapat lebih giat menjalankan amalan sunnah ini sebagai
bagian dari perjalanan spiritual mereka. Puasa pada hari-hari putih tidak hanya
menjadi ibadah yang membawa pahala, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian dan
kecintaan kepada Allah SWT.
0 Comments